Mengenal Apa dan Pentingnya Mental Health itu.

Kita sering mendengar yang namanya physical health akan tetapi tahukah(tempekah 👀) kita ada juga yang namanya mental health?. Sebelum masuk ke inti mengapa mental health itu penting izinkan saya bercerita tentang seorang wanita muda bernama Cindy dan saya berpikir teman-teman juga mengenal seseorang yang memiliki sosok seperti dia.

           Cindy adalah seorang mahasiswi di desa yang sedang menempuh kuliah di suatu universitas akan tetapi jurusan yang sekarang Cindy tempati tidak sesuai dengan impiannya yaitu menjadi seorang model. Kemudian ia memutuskan untuk pindah ke kota meninggalkan tempat tinggal dan perkuliahannya demi mengejar impian menjadi seorang model dengan serius. Setiap hari dengan uang yang ia miliki, Cindy sangat merawat tubuhnya mulai dari muka hingga ke bentuk tubuhnya dengan baik. Hari demi hari ia lalui tanpa absen berolahraga di gym, dan tiada hari tanpa menggunakan skincare.

Hingga suatu saat Cindy mulai selangkah lebih dekat dengan impiannya. Ia kemudian berhasil meneken kontrak untuk menjadi model iklan bersama L’Oreal, followers-nya di Instagram semakin meningkat dan semakin mencintai Cindy. Dalam hitungan menit foto postingan Cindy di Instagram langsung mendapatkan ratusan dan ratusan komentar yang mengangumi betapa cantiknya dia. Menurut orang-orang Cindy adalah seorang entertainer, dikarenakan Ia selalu berhasil membuat semua orang tertawa melalui story-story instagramnya. Bahkan setiap pria-pria single berusaha untuk mencari tahu nomor hp Cindy, akan tetapi Ia tetap merahasiakannya. Banyak orang-orang berkata Cindy mempunyai seperti sebuah energi yang terpancar saat bersama-sama dengan orang lain, Cindy adalah kunci yang membuat pesta dapat berjalan dengan lancar. Di Instagram nampak bahwa Cindy adalah seorang wanita yang sempurna dengan hidup yang sempurna dengan dunia yang sempurna dan hanya layak bersama seorang pria sempurna. Akan tetapi tidak ada di dunia ini yang sempurna, kan?

Banyak orang yang berpikir bahwa Cindy selalu bersenang-senang bersama teman-temannya sepanjang hari, selalu berlibur, dan memiliki banyak sekali pengalaman untuk diceritakan. Hingga pada suatu saat orang-orang kemudian menyadari bahwa sepertinya Cindy mempunyai 2 kehidupan. Orang-orang menyadari bahwa Cindy mempunyai banyak orang yang bisa ia chat akan tetapi tidak ada orang yang bisa ia temani bicara secara langsung, banyak orang yang mengikutinya akan tetapi tidak ada yang berjalan bersamanya. Saat ia mulai membuat instastory hidupnya nampak seperti panggung spektakuler akan tetapi saat hpnya ia matikan realita kehidupannya yang kelam datang. Cindy diundang ke semua acara-acara akan tetapi ia masih merasa sepi, ia memiliki banyak orang disekitarnya tapi ia masih merasa tidak ada orang yang mengerti perasaannya. Hidup yang Cindy tidak pernah tunjukkan ke publik sebenarnya adalah penderitaan baginya. Nampak seperti Cindy menyembunyikan dunia sunyi dan kelamnya kepada publik, ataukah kita (publik) yang tidak pernah bertanya tentang itu?. Cindy menyembunyikan penderitaannya dengan hidup yang tampak seperti hidup yang ideal. Chat-chat terus-menerus masuk ke inboxnya akan tetapi ia tetap merasa kosong. Dilihat dari luar Cindy nampaknya bahagia akan tetapi jauh didalam hatinya ia menderita, depresi dan gelisah dengan obat-obat penenangnya. Dia nampak memiliki hidup yang ideal akan tetapi tanpa kita sadari sebenarnya ia menderita dengan yang namanya mental health.

Terkadang kita berpikir bahwa depresi itu seperti menangis, banyak orang berpikir depresi itu saat dimana seseorang sangat pendiam padahal yang sebenarnya depresi adalah keadaan saat dimana kita tersenyum namun jauh didalam kita sebenarnya ingin menangis, pada saat kita ribut berbicara akan tetapi kita ingin diam tanpa kata, dan juga saat kita berpura-pura bahagia padahal tidak bahagia sedikitpun. Begitulah Cindy, berusaha menenggelamkan kesakitannya dengan obat-obat penenang akan tetapi kesakitan itu tahu cara berenang. Dan itulah contoh kejadian yang ada disekitar kita sekarang, kita berkata kita tahu siapa orang itu akan tetapi kita tidak tahu siapa dia sebenarnya. Terkadang kita tidak tahu menjelaskan seberapa stress kita saat kita tidak mengerti atau mengenal siapa diri kita sebenarnya. Karena itu ingatlah, tidak apa-apa untuk memiliki banyak followers di sosial media tetapi pastikan kita memiliki seseorang yang bisa dipanggil true friends, jangan hidup oleh karena sanjungan/pujian orang lain. Abadikan momen dimana kita sangat mencintai diri kita sendiri bukan mengabadikan momen untuk diposting yang semata-mata hanya untuk mendapatkan pujian dari publik karena orang yang sungguh-sungguh cinta dan peduli kepada kita akan bertanya bagaimana kabar, ada atau tidak adanya postingan sosial media kita. Karena itu peliharalah mental health kita, mengapa?, karena kita akan berbuah yang terbaik dan menghasilkan yang terbaik disaat kita juga berada pada mood/keadaan yang terbaik. Bermasalah dengan mental health hanya akan membuat kita semakin terpuruk, membatasi fungsional-fungsional kita, dan bahkan membatasi hubungan-hubungan kita baik itu dengan keluarga maupun dengan lingkungan sosial.

Itulah mental health dimana saat kita merasa lincah dan tahan banting menghadapi masalah, mampu mengontrol emosi dan tindakan, percaya diri, merasa terbaik tentang diri sendiri, dan mampu membangun dan memelihara hubungan yang baik. Hal-hal inilah yang membuat mengapa membuat mental health itu sangat penting terutama bagi diri saya pribadi sebagai mahasiswa karena mental health merupakan sebuah stimulus dalam menjalani kehidupan sehari-hari walaupun banyak tugas dan problema kampus, saya harus tetap bisa menjadi diri saya yang terbaik dan berbuah yang terbaik, dan juga agar tidak berakhir depresi dan gelisah. Karena itu kita jangan menganggap remeh mental health, singkirkan stigma-stigma yang negative terhadap mental health, perluas wawasan akan apa itu mental health dan dampaknya agar tidak ada lagi “Cindy-Cindy” baru kedepannya.

Reference :
Jay Shetty's Mental Health Guidance
What is Mental Health by Mental Health at Work