Teknik Manajemen Strategis untuk Planning dalam Dunia Bisnis

                                         
Bagaimana membangun suatu organisasi tidak akan lepas dari 4 fundamental dari manajemen suatu organisasi yaitu Planning, Organazing, Leading, dan Controlling.

Dalam dunia bisnis, untuk membangun suatu perusahaan atau organisasi hal yang pertama perlu kita lakukan adalah bagaimana merencanakan, mengonsepkan apa misi atau sasaran dari organisasi yang kita bangun. Membangun suatu manajemen yang strategis membuat organisasi tahu arah dan tujuan kemana akan melangkah. Oleh karena itu sangat penting untuk membangun suatu manajemen yang strategis dalam suatu organisasi agar tidak mudah diombang-ambingkan terutama oleh pasar dalam dunia bisnis.

Berdasarkan Wikipedia, Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan - keputusan, manajemen strategis berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga tahapan dalam manajemen strategis, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.

Ada beberapa teknik manajemen strategis yang digunakan untuk perencanaan (planning) dalam dunia bisnis.

A. Strategi Portofolio

Strategi portofolio (Portofolio Strategy) adalah strategi yang dilakukan perusahaan untuk memperkecil atau meminimalkan risiko bisnis yang dijalankannya yaitu dengan melakukan investasi di beberapa sektor bisnis dijalankan. Dengan melakukan investasi diharapkan dapat mengambil keuntungan pada sektor bisnis lain. Adapun cara yang dilakukan pada strategi portofolio adalah:

  • Melakukan akuisisi atau pengambilan ahli perusahaan tertentu (acquisition)

Strategi ini dilakukan dengan mengambil alih atau membeli suatu perusahaan-perusahaan lain.

  • Diversifikasi yang tidak berhubungan (unrelated diversification)

Strategi ini dilakukan dengan jalan membentuk suatu bisnis pada sektor lain/baru ataupun dengan mengambil alih perusahaan yang telah ada pada sektor lain. Contohnya perusahaan Telkom membuat bisnis baru di sektor transportasi.

  • Penentuan strategi berdasarkan analisis matriks BCG.

Matriks BCG atau BCG Matrix adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk membantu suatu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang pertumbuhan melalui perencanaan strategis jangka panjang dan meninjau portofolio produk perusahaan agar pebisnis dapat dengan mudah mengambil keputusan untuk berinvestasi, mengembangkan ataupun menghentikan produk. Matriks ini dikembangkan oleh Bruce Henderson yang merupakan pendiri Boston Consulting Group (BCG) pada tahun 1970-an. Intinya matriks BCG ini berisi 4 sel (4 kuadran) dimana setiap sel mewakili 4 kategori portofolio produk perusahaan yang dinilai melalui 2 sisi klasifikasi bisnis yaitu Relative Market Share (pangsa pasar relatif) dan Market Growth Rate (tingakat pertumbuhan pasar). Kategori tersebut diwakili oleh Bintang (Star), Sapi perah (Cash Cows), Anjing (Dogs), dan Tanda Tanya (Question Marks).

a) Star (Bintang):

Produk-produk atau unit bisnis yang termasuk dalam kategori stars adalah produk yang memiliki pangsa pasar (bagian dari pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan dan seluruh potensi jual) yang luas dan pertumbuhan pasar yang cepat serta menghasilkan pendapatan yang besar. Hal ini berarti produk-produk yang ada pada kategori ini adalah produk-produk unggulan/terkemuka yang sangat diminati pasar. Contohnya minuman Boba pada saat pertama kali keluar. Perusahaan yang memilki produk pada kategori ini harus berani berinvestasi lebih untuk terus mengembangkan produk atau unit bisnis ini karena tingginya pertumbuhan pasar yang dihadapi agar dapat mempertahankan keunggulan dibandingkan dengan kompetitor.


b) Cash Cows (Sapi perah):

Cash cows mendeskripsikan produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin sektornya dan menghasilkan pendapatan yang lebih untuk perusahaanya akan tetapi memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah. Pada kategori ini produk akan menghasilkan pemasukan lebih besar daripada pengeluaran karena investasi maksimum telah dilakukan pada saat produk berada pada kategori stars. Pada kategori ini investasi akan lebih cocok untuk dialihkan pada tingkat produktivitas dan kualitas agar tetap terjaga dan memberikan nilai yang sama kepada pasar/pelanggan ataupun dijadikan sebagai pendapatan pasif bagi perusahaan.

c) Question Marks:

Produk yang berada pada kategori question marks digambarkan sebagai sebuah produk yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dengan pangsa pasar yang rendah. Akibatnya, produk terkadang memiliki pengeluaran yang lebih besar dibanding pemasukannya. Akan tetapi dengan potensi pertumbuhan yang tinggi diharapkan perusahaan atau pemilik bisnis tetap berinvestasi pada produk pada kategori ini karena produk bisa saja berkembang menjadi kategori stars ketika pangsa pasar produk berkembang secara terus-menerus.

d) Dogs (Anjing):

Dogs adalah kategori yang menggambarkan sebuah produk yang memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah dan pangsa pasar yang juga rendah. Produk pada kategori ini bisa saja memberikan pemasukan tetapi dengan dalam tingkat yang rendah bahkan bisa saja memberikan kerugian. Produk ini juga terkadang dianggap sebagai beban pagi perusahaan karena menguras sumber daya dan waktu manajemen. Beberapa perusahaan biasanya menghentikan produk-produk ini, melakukan divestasi, bahkan melikuidasikan produk atau unit bisnis ini.


B. Strategi Bisnis Porter

Strategi yang selanjutnya adalah strategi yang diperkenalkan oleh Michael Proter, seorang profesor di Harvard Business School, melalui bukunya yang berjudul “Competitive Advantage : Creating and Sustaining Superior Performance (1985)”.
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dipakai untuk membantu suatu organisasi agar menjadi unggul dalam suatu kompetisi, yaitu cost leadership, diferentiation, dan focus.

  • Cost Leadership (Strategi Biaya Rendah)

Strategi cost leadership menekankan kepada bagaimana menghasilkan produk dengan harga yang sama dengan kompetitor di pasar akan tetapi dengan menekan biaya produksi sehingga laba meningkat. Produk atau unit bisnis yang ada terkadang ditujukan pada segmen-segmen dimana konsumen mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) dan konsumen low-involvement dikarenakan konsumen ini tidak terlalu peduli terhadap nilai brand/merek. Strategi ini bahkan dapat menjadikan suatu perusahaan menjadi pemimpin pasar dalam menentukan harga.
Contoh perusahaan yang menerapakan strategi ini adalah Toyota, dilihat dari penerapan JIT (Just in Time).

  • Differentiation (Strategi Pembedaan Produk)

Penerapan strategi differentiation membuat perusahaan bagaimana menemukan keunikan suatu produknya tersendiri dalam suatu pasar. Oleh karena itu riset dan inovasi menjadi fokus utama suatu perusahaan sehingga produk memiliki value yang tinggi di mata konsumen. Berbagai hal seperti pelayanan pemeliharaan yang maksimal, fitur-fitur tambahan, kenyamanan, fleksibilitas dan berbagai hal lainnya yang tidak dimiliki/sulit ditiru oleh kompetitor memberikan value yang berbeda. Strategi seperti ini biasanya ditargetkan kepada segmen konsumen yang relatif tidak memperhatikan harga melainkan brand dalam pengambilan keputusannya (price insensitive).
Contoh perusahaan yang menerapkan strategi ini adalah PT. Indofood terutama dalam sektor mie instan yang dimana memiliki keunikan rasa dibandingkan dengan kompetitornya dan juga tema dari promosi yang mengusung tema nusantara.

  • Focus (Strategi Fokus)

Dengan strategi ini, suatu perusahaan ditekan bagaimana memangun suatu brand di suatu segmen pasar yang lebih sempit hingga menghasilkan customer loyalty atau konsumen yang loyal pada suatu brand. Strategi fokus terkadang diintegrasikan dengan dua strategi sebelumnya dalam implementasinya.
Strategi ini akan menjadi sangat efektif terutama jika konsumen sangat membutuhkan suatu fitur/kekhasan tertentu dari produk yang dimiliki yang juga di sisi lain kompetitor tidak memilikinya.
Contoh perusahaan yang menerapkan strategi ini adalah BMW Jerman, dilihat dari sisi produksi mobil-mobil kelas atas yang bertentangan dengan prinsip umum industri otomotif, yaitu memproduksi mobil untuk pasar masal.

C. Strategi Kerja Sama (Cooperative Strategy)

Strategi kerja sama adalah suatu strategi perencanaan dimana dua atau lebih perusahaan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dimana perusahaan ini akan menjadi aliansi bukan menjadi pesaing bisnis secara langsung walaupun memiliki produk yang sama. Beberapa perusahaan menerapkan strategi kerja sama untuk meningkatkan profit/laba melalui kerja sama dengan perusahaan lain. Strategi kerja sama menjadi keuntungan bagi suatu perusahaan terutama bagi yang memiliki tingkat persaingan yang rendah, perusahaan yang kurang pengalaman, ataupun perusahaan yang kekurangan sumber daya (resource). Adapun tipe strategi kerja sama adalah:

  • Joint Venture

Joint venture adalah salah satu tipe strategi kerja sama dimana dua atau lebih perusahaan bersepakat bergabung menghasilkan satu perusahaan baru secara mandiri dan legal. Para pihak yang terlibat dalam strategi ini akan terikat dan diatur oleh kontrak yang mereka buat. Artinya perusahaan yang baru ini dengan sepakat akan saling membagi sumber daya yang dimiliki, kapabalitas, dan risiko yang dihadapi dengan tujuan mendapatkan keunggulan dan keuntungan dalam kompetisi pasar.
Contohnya pada tahun 2011 dimana Facebook dan Skype beraliansi yang memberikan keuntungan secara ekonomi kepada Facebook dan membuka peluang bagi Microsoft untuk bisa terjun ke pasar sosial media.

  • Trust

Trust adalah salah satu bentuk kerja sama dimana badan usaha melakukan peleburan menjadi sebuah perusahaan yang baru baik itu sejenis maupun tidak. Peleburan badan usaha dalam bentuk trust ini memiliki kemampuan besar dalam hal menyusun kekuatan dan pemusatan ekonomi sehingga pasar dapat dengan mudah dimonopoli.
Contohnya adalah Bank Mandiri yang merupakan peleburan dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Ekspor Impor Indonesia.

  • Syndicate

Syndicate sendiri adalah salah satu bentuk strategi kerja sama dari beberapa badan usaha yang bertujuan untuk menjual atau mengerjakan suatu proses produksi.

  • Cartel/Kartel

Kartel adalah bentuk kerja sama atau kesepakatan (tertulis) beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan, memperkecil kondisi persaingan, dan memperluas atau menguasai pasar. Yang membedakan kartel dengan trust adalah, pada kerja sama bentuk kartel ciri khas dari suatu perusahaan akan tetap dipertahankan meskipun melakukan kerja sama.
Contoh perusahaan yang menggunakan strategi ini adalah PT Semen Gresik, PT Holcim Indonesia, dan PT Indocement.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengatasi Masalah Loading OPL yang Hang PS2 Slim

Cara Bermain dari Network OPL PS2 PC Windows 7